Senin, 04 Mei 2009

TUGAS ASPEK PERILAKU K3 THE THEORY of RAMSEY 2

DORIN MUTOIF

TUGAS ASPEK PERILAKU K3

THE THEORY of RAMSEY






BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Penerapan ilmu K3 di tempat kerja hal yang paling sulit dilakukan adalah menjadikan pola prilaku para pekerja untuk melakukan cara yang aman dan sehat dalam melaksanakan pekerjaannya dan menghindarkan dari terjadinya kecelaakan. Hal ini dikarenakan sikap setiap pekerja terhadap sesuatu yang harus dikerjakan atau dilakukan itu berbeda-beda. Maka diperlukan adanya suatu cara/sebuah tindakan kepada para pekerja tersebut agar dapat mencapai derajat kesehatan yang aman. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti pengamatan bahaya, kognitif/pengenalan, pengambilan keputusan dan kemampuan.. Dalam penulisan ini akan dibahas sebuah teori mengenai konsep bekerja yang aman menurut ramsey dalam suatu proses pembelajaran yang khususnya dilakukan di tempat kerja.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang pendekatan teori Ramsey dan aplikasinya serta contoh kasusnya di tempat kerja agar bisa memahami secara mendalam bagaimana prilaku para pekerja.

BAB II

Landasan Teori

Sejarah

Perilaku merupakan salah satu factor penting dalam mengupayakan keselamatan dalam suatu kegiatan dalam pekerjaan. Oleh karena itu perilaku aman perlu di terapkan dalam kegiatan di semua sector pekerjaan terutama perindustrian, pertambangan, perkebunan, agar tercipta angka kecelakaan di suatu perusahaan tidak meningkat.

Di berbagai Negara termasuk di dalamnya Amerika Serikat menerapkan safety di dunia industri, terdapat beberapa bukti di dalam pelaksanaan nya di antaranya angka kematian, frekuensi angka kesakitan, angka kesakitan akibat kekerasan.

Perilaku aman ( safety behavior ) juga di kenal berbagai macam teori, salah satunya adalah teori ramsey

A. KONSEP TEORI RAMSEY

Menurut Ramsey, perilaku kerja yang aman atau terjadinya perilaku yang dapat menyebabkan kecelakaan, dipengaruhi oleh 4 ( empat) faktor yaitu :

1. Pengamatan ( Perception )

2. Kognitif ( Cognition )

3. Pengambilan Keputusan ( Decision Making )

4. Kemampuan ( Ability )

Keempat faktor tersebut merupakan suatu proses yang sekuensial mulai dari yang pertama hingga yang terakhir. Bila keempat tahapan ini dapat berlangsung dengan baik maka akan dapat terbentuk suatu perilaku yang aman.

Ramsey Mengajukan sebuah model yang menelaah faktor-faktor pribadi yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan, sebagaimana tampak dalam gambar berikut :

Pada tahapan pertama seseorang akan mengamati suatu bahaya yang akan mengancam. Bila ia tidak mengamati atau salah mengamati adanya bahaya maka ia tidak akan menampilkan perilaku kerja yang aman. Sedang bilamana bahaya kerja teramati sedangkan yang bersangkutan tidak memiliki pengetahuan atau pemahaman bahwa hal yang diamati tersebut membahayakan maka perilaku yang aman juga tidak terampil. Pada tahapan yang ketiga perilaku kerja yang aman juga tidak akan tampil bilamana seseorang tidak memiliki keputusan untuk menghindari walaupun yang bersangkutan telah melihat dan mengetahui bahwa yang dihadapi tersebut merupakan sesuatu yang membahayakan.

Begitu pula pada tahapan keempat perilaku kerja yang aman juga tidak akan tampil bilamana seseorang tidak memiliki kemampuan bertindak untuk menghindari bahaya walaupun pada tahapan sebelumnya tidak terjadi kesalahan atau berlangsung dengan baik.

Tentu saja banyak faktor-faktor individual yang juga mempengaruhi masing-masing tahapan tersebut di atas. Faktor-faktor tersebut tentunya ada yangsulit dirubah karena merupakan faktor bawaan seseorang, namun ada pula yang dapat dirubah atau ditingkatkan.

Pada tahapan pertama, dapat tidaknya seseorang mengamati faktor bahaya di dalam bekerja akan dipengaruhi.

· Kecakapan sensoris ( sensory skill )

· Perseptualnya ( perceptual skill )

· Kesiagaan mental ( state of alertness )

Pada tahapan kedua, pengenalan seseorang terhadap factor bahaya yang di amati atau teramati akan tergantung :

· Pengalaman ( experience )

· Pelatihan ( training )

· Kemampuan mental ( mental ability )

· Daya ingat ( memory ability )

Pada tahap ketiga, keputusan seseorang untuk menghindari kecelakaan akan di pengaruhi oleh :

· Pengalaman ( experience )

· Pelatihan ( training )

· Sikap ( attitude )

· Motivasi ( motivation )

· Kepribadian ( personality )

· Kecendrungan menghadapi risiko ( risk-taking-tendency )

Pada tahapan ke empat, kemampuan seseorang untuk menghindari kecelakaan di pengaruhi oleh :

· Ciri-ciri fisik dan kemampuan fisik ( physical characteristics and abilities )

· Kemampuan psikomotorik ( psychomotor skill )

· Proses-proses fisiologis ( physiological prosess )

Dari keempat tahapan di atas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan factor pengaruh tersebut, sebagian besar merupakan faktor-faktor individual yang sesungguhnya masih dapat di tingkatkan melalui berbagai strategi pendidikan dan pelatihan yang sesuai dan tepat. Namun perlu di sadari pula bahwa betapapun telah terbentuk perilaku kerja yang aman, adanya factor chance masih memungkinkan terjadinya suatu kecelakaan kerja.

BAB III

Penutup

Kesimpulan

Menurut ramsey perilaku kerja yang aman yang menyebabkan kecelakaan di pengaruhi oleh empat factor : Pengamatan ( Perception ), Kognitif ( Cognition ), Pengambilan, Keputusan ( Decision Making ), Kemampuan ( Ability ), dan dari keempat factor tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya. Apabila keempat factor tersebut berlangsung dengan baik maka dapat terbentuk lingkungan kerja yang aman.

Saran

Teori ramsey lebih cenderung merubah perilaku pada individu seseorang, tetapi tidak melihat adanya interaksi antara individu yang satu dengan yang lain dan interaksi antara individu dengan lingkungannya sehingga perlu di tunjang oleh teori-teori yang lain


Daftar Pustaka :

Mc. Cormick, Ernest J. Industrial & Oragnizational psychology, 8 TH Edition Prentice Hall. 1985

Babarik, P.1968. automobile accidents and driver reaction pattern. Journal of applied psychology, 52 ( I ) 49-54

Edwards. D.S., & hahan, C.P. ( 1980 ). A chance to happen journal of safety research, 12(2).59-67

Di posting oleh : Dorin Mutoif, Poltekkes Depkes Yogyakarta Jurusan kesehatan lingkungan Occupational Health and safety, university of Indonesia Munggu, Petanahan, Kebumen

Tidak ada komentar: